Sabtu, 25 April 2015

Bahan Renungan (eksekusi mati)

Suatu hari di depan rumah Rasulullah SAW menangis seorang pemuda dengan sangat tersedu dan menyayat hati. Isak tangis itu begitu menyesakan dada, membuat merinding bagi siapa saja mendengarnya.

"Siapa yang menangis dengan sangat menyedihkan itu?" tanya Rasullah pada pada Umar Bin Khattab.

"Seorang pemuda wahai Baginda Rasulullah" jawab Umar. "Mengapa kau biarkan ia menangis di luar dan tak mengajaknya masuk?" tegur Rasulullah.

Pemuda itu akhirnya diminta masuk ke dalam rumah Rasulullah.

"Wahai anak muda, mengapa kau menangis begitu rupa? Apa yang menyebabkan kau menangis?"

"Wahai nabi. Aku tengah meratapi dosaku yang sangat besar. Aku sangat takut pada Allah" jawab pemuda itu.

Rasulullah bertanya sambil menatap mata pemuda itu," apakah kau telah menyekutukukan Allah?"

Pemuda itu menjawab, "tidak ya Rasulullah"

Rasulullah tersenyum, "jika tidak musyrik, Allah akan mengampuni dosamu kendati seluas langit dan seberat bumi ini"

Namun pemuda itu tetap murung. Ia menjawab,"ya Rasulullah, dosaku jauh lebih luas dari langit dan lebih berat dibandingkan bumi".

Sambil tetap tersenyum, Rasulullah kembali bertanya," lebih besar mana dosamu dibanding kursi-NYa?"

Si pemuda itu menjawab lirih, "rasanya dosaku lebih besar ya Rasulullah"

"Jika dibandingkan 'Arasy-Nya?" tanya Rasulullah yang mulai penasaran ingin tahu dosa apa gerangan yang telah diperbuat anak muda itu.

"Rasanya masih besar dosa hamba ya Rasulullah" jawab pemuda itu. Tangisnya kembali pecah. Meraung menyayat hati siapapun yang mendengarnya.

Rasulullah semakin penasaran. "Apakah dosamu lebih besar daripada Allah?" Tanya Rasulullah.

Si Pemuda itu mendadak menghentikan tangisnya. Wajahnya seketika pucat pasi. "Ampuni hamba ya Rasulullah. Tentu Allah Maha Agung lebih besar dibanding dosa hamba"

Senyum Baginda Rasulullah SAW mengembang. Beliau selalu merasakan perih atas beban yang diderita dan ditanggung umatnya.

"Sungguh telah datang seorang rasul dari kaummu sendiri, yang merasa berat atas setia derita yang kamu tanggung, amat mendambakan keselamatan bagimu, seorang penyantun dan penyayang bagi mereka yang memiliki iman" (QS At-taubah 9)

"Sekarang ceritakanlah padaku mengenai perbuatan dosamu itu," pinta Rasulullah dengan lemah lembut kepada Si Pemuda. "Aku malu ya Rasulullah...' katanya pada Rasulullah.

Setelah terus didesak Rasulullah, si pemuda akhirnya mengisahkan perbuatan dosanya. Ia bercerita bahwa sejak tujuh tahun silam ia selalu membongkar kuburan untuk mencuri kain kafan mayat. Sampai satu hari si pemuda membongkar kuburan anak gadis dari kalangan Anshar yang sangat cantik. Ketika membuka kain kafan sang gadis, ia tergoda bisikan setan. Tubuh tanpa sehelai benang sang gadis menggelorakan nafsu syahwatnya. Ia pun menggagahi mayat si gadis itu. Nafsunnya tak terbendung. Berkali-kali mayat gadis itu disetubuhinya. Setelah puas menyetubuhi mayatt gadis itu, tiba-tiba mayat gadis itu bangkit dan duduk di hadapannya. "Sampai hati kau membiarkanku tak berbalut apapun di tengah banyaknya jenazah di sekitarku. Tega sekali engkau membuat diriku junub di hadapan Allah kelak?" cerita pemud itu kepada Rasulullah.

Seperti tersengat lebah, Rasululllah kaget, dan sontak bediri, "alangkah kejinya perbuatanmu wahai pencuri kain kafan. Kau memang pantas masuk neraka". Lalu Rasulullah segera meninggalkannya.

Tangis Si Pemuda pencuri kain kafan mayat dan pemerkosa jenazah gadis itu pun meledak kembali. Meraung kuat sekali. Sambil berlari ia menangis keluar dari rumah baginda Rasulullah. Tangisnya membuat bulu kuduk orang berdiri karena begitu histerisnya...

Ia terus berlari sambil menangis..ia berlari menuju perbukitan dan menemukan gua. Di dalam gua ia mengasingkan diri selama 40 hari lamanya. Selama itu ia menangis memohon ampunan dari Allah SWT.

"Wahai Allah Tuhan Muhammad, Tuhan Adam, Tuhan Hawa ...ampunilah diriku...ampunilah diriku..." Begitulah doa yang dipanjatkannya disela-sela tangisannya yang sungguh membikin hati tersayat-sayat bila mendengarnya.

"Ampunilah aku wahai Allah yang Maha Pengampun..ampunilah aku ya Allah. Jika Engkau mengampuniku, mohon Kau beri pertanda pada Rasul-Mu ya Allah. Jika Engkau tak mengampuniku, kirimkan api dari langit untuk membakar tubuhku. Jangan Kau siksa aku di neraka-Mu yang amat perih itu..."

Allah Maha Pengampun dan Maha Penyayang mengabulkan doa si pemuda itu. Allah ampuni dosanya. Allah utus malaikat Jibril menemui Rasulullah Muhammad SAW.

"Assalamualaika ya Rasulullah. Tuhanmu mengucapkan salam bagimu..." Salam Jibril.

"Dialah yang Mahadamai. Dari-Nya kedamaian bermula dan kepada-Nya kedamaian akan bermuara" jawab Rasulullah.

"Allah SWT bertanya, engkaukah Pencipta Segala Rupa Semesta?" Tanya Jibril.

Rasulullah menjawab," Dialah yang menciptakan diriku dan menciptakan seluruh alam semesta.."

Jibril bertanya lagi, "Allah berfirman, Engkaukah pengampun dosa?"

Rasulullah menjawab," Allah SWT Maha Pengampun dosa diriku dan seluruh hamba-Nya..."

Malaikat Jibril lalu berkata Allah berfirman, "Jika demikian maka maafkan pemuda pencuri kain kafan itu, karena sungguh Aku telah mengampuni dirinya"

Tidak ada komentar:

Posting Komentar